Jumat, 16 Desember 2011

laporan pemesinan

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

            Praktik membubut dan mengefrais merupakan usaha sadar membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan skil yang sesuai standar untuk bekerja di industri maupun untuk menjadi seorang guru. Oleh karena itu, sudah semestinya dalam proses praktek membubut dan mengefrais harus tercemin adanya pengarah pada pemenuhan kebutuhan untuk menjawab dan meyesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam praktek membubut dan mengefrais.
            Melalui mata Kuliah teknik permesinan berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) terutama dalam menghadapi industrialisasi sehingga tidak kalah bersaing dengan bangsa-bangsa dan Negara-negara lainnya.
            Untuk mencapai maksud tersebut mata Kuliah Teknik Permesinan untuk diberikan kepada siswa sejak mereka memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, tidak semua siswa meyukai mata pelajaran teknik permesinan bahkan kurang memiliki minat, dan kebanyakan menganggap sulit. Sulitnya mahasiswa pada mata pelajaran ini ditunjukan dengan rendahnya hasil akhir pengerjaan membubut dan mengefrais.
            Kunci keberhasilan mahasiswa dalam Kuliah Teknik Permesinan yaitu pada kemempuan memehami metode-metode membubut dan mengefrais secara baik, yaitu petunjuk, proses, pemakaian,dan hasil.
            Kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain terlalu banyak mata pelajaran yang harus diikuti, pengetahuan mahasiswa yang kurang, dosen yang kurang menguasai materi, atau juga karena kemampuan nalar mahasiswa yang kurang, meyebabkan mahasiswa kurang tertarik pada mata Kuliah Teknik Permesinan
2.      TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Dengan mengadakan praktek kerja membubut dan mengefrais di Work Shop tempat penulis menjadi mahasiswa, penulis bertujuan untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang kesulitan yang banyak dihadapi oleh mahasiswa dalam menguasai tentang praktek kerja membubut dan mengefrais.
Hasil laporan ini diharapkan dapat digunakan oleh para dosen Teknik Permesinan untuk bahan perbandingan dalam meningkatkan dalam kegiatan mengajarnya. Laporan ini dapat dikembangkan secara berkesinambungan untuk semua praktek kerja membubut dan mengefrais dan lainnya, dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa lebih dapat ditingkatkan.
2.2 Tujuan Khusus
·         Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan yang sulit contohnya membuat ulir, asentrik dan roda gigi.
·         Mahasiswa ahli dalam kerja membubut dan mengefrais yang akan memudahkan untuk mencari kerja.
·         Mahasiswa dapat menggunakan mesin bubut dan frais konfesional, karena sebagai dasar untuk keahlian kerja membubut dan mengefrais dengan teknologi CNC.
·         Mahasiswa dapat mengoreksi kesalahan yang terjadi pada saat  kerja membubut dan mengefrais.
3.      Ruang Lingkup

·         Membubut dan Frai
BAB II
 ISI
1.   ALAT
1.1 Alat Utama
a.    Bubut Bertingkat dan Bubut Dalam
·      Mesin Bubut
·      Pahat Bubut (HSS)
·      Pahat Bubut Dalam (HSS)
·      Mata Bor
b.   Kartel dan Alur
·      Mesin Bubut
·      Pahat Bubut Rata (HSS)
·      Pahat Bubut alur (HSS)
·      Pahat Bubut Dalam (HSS)
·      Alat Kartel
·      Center drill
c.    Bubut Eksentrik
·      Mesin Bubut
·      Cekam berahang empat
·      Pahat Bubut Rata (HSS)
·      Dial Indikator
·      Center drill
d.   Roda Gigi
·      Mesin Frais
·      Pahat Frais (HSS)
·      1 set alat mesin bubut
·      1 set alat mesin frais


e.    Mandrel
·      Mesin Bubut
·      Pelat pembawa dan pembawa bengkok
·      Pahat Ulir (HSS)
·      Center drill
·      1 set alat mesin bubut
·      Lothedog.

1.2Alat Tambahan
a.      jangka sorong.
b.      Palu plastic.
c.       Mata bor.
d.      Mistar.
e.       Kunci pemegang pahat.
f.       Kunci L.
g.      Kunci Pas 14.
h.      Air pendingin mata pahat (coolant)
i.        Majut
j.        Kertas basah.
k.      Penjepit bahan.
l.        Alat ukur Go / No Go.
1.3 Alat Keselamatan Kerja
·         Kacamata pengaman.
·          Pakaian kerja.
·         Sepatu Safety.
·         Masker.


2.   BAHAN YANG DIGUNAKAN
            Dalam mengerjakan membubut jenis bahanyang digunakan , yaitu : Baja ST 37 dengan ukuran Tinggi 150 mm dan Diameter 25,4 mm.
Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat roda gigi dengan menggunakan mesin frais, yaitu alumunium dengan diameter 42,75 mm dan tebal 20 mm
3.   LANDASAN TEORI
3.1 Mesin Bubut
            Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata :
�� Dengan benda kerja yang berputar
�� Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
�� Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (lihat Gambar 6.1 no. 1).

            Proses bubut permukaan (surface turning, Gambar 6.1 no. 2) adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning, Gambar 6.1 no. 3) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga mengha-silkan bentuk yang diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar skematis Mesin Bubut dan bagianbagiannya dijelaskan pada Gambar 6.2.

Gambar 6 1. (1) Proses bubut rata, (2) bubut permukaan, dan (3) bubut tirus.
Gambar 6 2. Gambar skematis Mesin Bubut dan nama bagianbagiannya.

Prinsip kerja mesin bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Bagian-bagian mesin bubut

Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.

Kecepatan putar (Speed)
            Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja (lihat Gambar 6.3). Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau :   
vc =
Dimana:
Vc = Kecepatan Potong (m/menit)
D0 = Diameter benda kerja (mm)
n = Putaran spindel (rpm)




Gambar 6 3. Panjang permukaan benda kerja yang dilalui
pahat setiap putaran.

No.
Nama Bahan
Kecepatan Potong (m/menit)
1.
Baja lunak
24-30
2.
Baja perkakas
12-18
3.
Besi tuang abu-abu
18-24
4.
Kuningan keras
45
5.
Kuningan lunak
60
6.
Tembaga
60
7.
Alumunium
300





















Bagian-bagian Mesin Bubut
Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.
1.            Kepala tetap ( head stock )
2.            Spindel (spindle )
3.            Eretan ( carriage )
4.            Kepala lepas ( tail stock )
5.            Alas ( bed )
6.            Ulir pembawa ( lead screw )
7.            Poros penjualan ( feed rod )
8.            Tempat pahat ( tool post )
9.            Alas putar (swivel base )
10.        Lemari roda gigi ( Gear box )

3.2   Bubut Bertingkat dan Bubut Dalam
         Proses bubut permukaan (surface turning) adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning) sebenarnya identik dengan proses bubut rata diatas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga dengan proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
        



         Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri.
         Parameter yang dapat diatur pada mesin bubut, Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut).
Kecepatan putar spindel (speed).
         Selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran permenit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja, faktor bahan benda kerja, dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong.
Gerak Makan, f (feed).
         Jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali, sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong. Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang dikehendaki.
Kedalaman Potong (depth of cut)
         Tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong. Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang diputar. Beberapa proses permesinan selain proses bubut, pada mesin bubut juga dilakukan proses permesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning).
3.3   Kartel dan Alur
         Adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang tersedia. Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi center. Kerja kartel ini adalah menekan benda kerja bukan menyayat seperti pahat bubut.
Dari berbagai produk seperti pegangan, mur, sekerup dan lainnya, yang diputarkan dengan tangan, permukaannya dibuat kasar, pekerjaan ini disebut merigi (mengkartel). Petronnya ditekan kedalam benda kerjanya dengan bantuan alat perigi. Untuk kartel lurus, alat itu mempunyai sebuah rol dan untuk kartel silang dua buah rol, rol-rol itu dapat diperoleh dipasaran dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai tusukt secara terpisah.
         Tusuknya harus disesuaikan pada bahannya, diameter dan panjang benda kerjanya, bahan-bahna yang liat lebih cocok untuk dikartel daripada yang rapuh, kecepatan keliling dari benda kerjanya harus kira-kira 15 m/men. Pelumasan yang baik diperlukan untuk mengindari penyerpihan karena gesekan, yang paling baik adalah menekan rol ke dalam bahannya pada permulaan, sepanjang jarak kira-kira dua kali tusuknya dan kemudian mengeserkannya dengan ingsutan kira-kira sama dengan tusuknya tiap perputaran untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri. Bubut alur dilakukan secara berulang-ulang hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.



3.4   Bubut Eksentrik
         Bila garis-garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebauah benda kerja sejajar, benda kerja ini eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas e. Benda kerja pendek dengan satu tap yang eksentis dapat dikencangkan dan diatur kedudukannya pada cakram empat yang bebas pengaturannya, tetapi bila pada kedua ujungnya harus dibubut tap eksentris, cara pengencangan ini tidak cocok, hal ini disebabkan karena hampir tidak mungkin untuk membuat garis-garis hati dari kedua eksentris itu berimpitan, dalam hal ini akan lebih mudah kalau benda kerja itu dibubut antara senter-senter, untuk itu porosnya harus dilengkapi dengan lubang-lubang senter eksentris, lubang – lubang senter ini harus dibuat seteliti-telitinya.

3.5    Roda Gigi (Mesin Frais)
         Pengertian Mesin Frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pada saat alat potong (cutter) berputar, gigi – gigi potongnya menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada ragum meja mesin frais sehingga terjadilah pemotongan/penyayatan dengan kedalaman sesuai penyettingan sehingga menjadi benda produksi.
Dengan prinsip – prinsip pemotongan, kita dapat melakukan pembuatan benda kerja dengan berbagai bentuk diantaranya :
a.       Bidang rata datar
b.      Bidang rata miring menyudut
c.       Bidang siku
d.      Bidang sejajar
e.       Alur lurus atau melingkar
f.       Segi beraturan atau tidak beraturan
g.      Pengeboran lubang atau tidak beraturan
         Selain bentuk-bentuk diatas, kita juga dapat melakukan pembuatan benda kerja dengan bentuk yang lain dimana bentuk ini sangat dipengaruhi oleh bentuk pisau dan arah gerakannya alat serta perlengkapan lain yang digunakan diantarannya :
a.       Roda gigi lurus
b.      Roda gigi helik
c.       Roda gigi payung
d.      Roda gigi cacing
e.       Nok/eksentrik
f.       Ulir yang memiliki kisar/pitch yang besar
         Mesin frais merupakan jenis mesin perkakas yang sangat cepat berkembang dalam teknologi penggunaannya, sehingga dengan mesin ini dapat digunakan untuk membentuk dan meratakan permukaan. Membuat alur (splines), membuat roda gigi dan ulir bahkan dapt dipergunakan untuk mengebor dan meluaskan lubang. Tetapi yang paling banyak dijumpai adalah jenis mesin tiang dan lutut (column-and-knee), meja tetap (fixed-bed) dan pengendalian manual sebelum mesin – mesin pengendalian komputer dikembangkan. Jenis mesin frais yang lain prinsip kerjanya khusus seperti mesin frais yaitu mesin hobbing (hobbing machines) dan mesin pembuat pasak (key milling machines).
Jenis – jeis Pisau Frais
         Pisau mesin frais/cutter mesin frais baik horizontal maupun vertical memiliki banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau frais berdasarkan pada bentuk benda kerja, serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang akan dibuat. Adapun jenis – jenis pisau frais, antara lain :
·         Pisau Mntel (Helical Milling Cutter)
Pisau jenis ini dipakai pada mesin Frais horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.
·         Pisau Alur (Slot Milling Cutter)
Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
·         Pisau Frais Gigi (Gear Cutter)
Pisau Frais gigi ini dipergunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah yang diinginkan.
·         Pisau Frais Radius (Convex Cutter)
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
·         Pisau Frais Radius Cembung (Concave Cutter)
Pisau jenis ini dipergunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).
·         Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)
·         Pisau jenis ini hanya digunakan untuk membuat alur berbetuk “T” seperti halnya pada meja mesin frais.
·         Pisau Frais Sudut
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut – sudut yang berbeda – beda.
·         Pisau Jari (Endmill Cutter)
Ukuran jenis pisau ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar atau jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindle mesin frais.
·         Pisau Frais muka dan Sisi (Shell endmill Cutter)
Jenis pisau ini memiliki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat.
·         Pisau Frais Pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)
Pisau jenis ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar.
·         Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)
Pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki ukuran lebar kecil.
         Metoda pemotongan pada kerja frais dibagi menjadi 3, diantanya : pemotongan searah jarum jam, pemotongan berlawanan jarum jam dan netral.
·         Pemotongan Searah Benda Kerja
Yang dimaksud pemotongan searah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter.
·         Pemotongan Berlawanan Arah Benda Kerja
Yang dimaksud pemotongan berlawanan arah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan dengan putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter.
·         Pemotongan Netral
Pemotongan netral yaitu pemotongan yang terjadi apabila lebar benda yang disayat lebih kecil dari ukuran diameter pisau atau diameter pisau tidak lebih besar dari bidang yang disayat. Pemotongan jenis ini hanya berlaku untuk mesin frais vertical.
3.6   Mandrel dan Bubut Ulir
         Ulir adalah garis atau alur/profil melingkar (melilit pada sisinder yang mempunyai sudut kisar atau uliran tetap.
Macam – macam ulir
a.       Dilihat dari profil alur
·           Ulir Segitiga
·           Ulir Segi empat
·           Ulir Trapesium
·           Ulir Buttress
·           Ulir Bulat
b.      Dilihat dari banyaknya jalan uliran
·   Ulir Tunggal : dalam satu silinder hanya terdapat satu uliran yang melingkar
·   Ulir Ganda : dalam satu silinder terdapat dua atau lebih ulir yang melingkar secara bersama – sama.
c.       Dilihat dari arah gerak ulir
·   Ulir Kanan : arah dari putaran ulir searah dengan jarum jam
·   Ulir Kiri : arah putaran ulir berlawanan dengan jarum jam.
d.      Dilihat dari cara pengerjaan
·Ulir yang dikerjakan dengan mesin
·Ulir yang dikerjakan dengan tangan (senai and tap)
Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu : Ulir metrik dengan sudut 60o dan Ulir whit worth ( WW ) dengan sudut 55 o. Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya belum tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.
1.        Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga membentuk sudut 90 o  dengan garis sumbu spindel.

2.        Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng. Yaitu pada saat akan memulai pembubutan , jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang.

3.7    Pembubutan Tirus
         Pada pembubutan tirus, jalan yang ditempuh oleh pahatnya, harus membuat sudut dengan garis hatinya benda kerja, disini adalah perlu sekali bahwa mata pahatnya harus berada tepat pada ketinggian senter, kalau hal ini tidak demikian maka akan dibubut sebuah hiperboloida putar, jadi bukan sebuah kerucut. Selain dari itu, benda kerjanya akan memperlihatkan penyimpangan-penyimpangan ukuran. Diumpamakan, bahwa kita harus membubut sebuah kerucut yang panjangnya 100 mm, diameter paling kecil 20 mm dan diameter paling besar 50 mm, maka kalau pahatnya berada 2 mm terlalu tinggi atau terlalu rendah, diameter yang paling besar menjadi 0,24 mm terlalu kecil, bila yang dimuali pada diameter paling kecil, diameter paling kecil menjadi 0,24 mm terlalu besar, bila dimuali pada diameter yang paling besar.
Gambar 5. Membubut tirus dengan menggunakan perletakan majemuk.



Gambar 6. Membubut tirus dengan meng-offset-kan pusat ekor tetap.
Cara Membubut Tirus
Pada bagian-bagian mesin, selain poros denagn bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga poros berbentuk tirus. Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
                                              X
Dimana :      x  =  Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle
            D =  Diameter terbesar
            d  =  Diameter terkecil
            L  =  Panjang benda kerja
            l   =  Panjang yang ditiruskan
Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar ( swifel base ) dengan menentukan besarnya sudut.     
         Dimana  :              
tg  x  =  Tangen x
         D      =  Diameter terbesar
          d      =  Diameter terkecil
         l        =  Jarak yang ditentukan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar di bawah ini :


xo
Tg
xo
Tg
xo
Tg
xo
tg
xo
tg
1
0.017
11
0.194
21
0.383
31
0.600
41
0.869
2
0.038
12
0.212
22
0.404
32
0.624
42
0.900
3
0.052
13
0.230
23
0.424
33
0.649
43
0.932
4
0.070
14
0.249
24
0.445
34
0.674
44
0.965
5
0.087
15
0.267
25
0.466
35
0.700
45
1.000
6
0.105
16
0.286
26
0.487
36
0.726
46
1.035
7
0.122
17
0.305
27
0.509
37
0.753
47
1.071
8
0.140
18
0.324
28
0.531
38
0.781
48
1.110
9
0.158
19
0.344
29
0.554
39
0.809
49
1.180
10
0.176
20
0.364
30
0.577
40
0.839
50
1.191

























4.      LANGKAH KERJA
a.      Bubut Bertingkat dan Bubut Dalam
1.      Pastikan mesin bubut siap pakai dan persiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti pahat bubut, gambar kerja, benda kerja, jangka sorong, micrometer dalam, dan luar.
2.      Pasang pahat bubut pada rumah pahat.
3.      Pasang benda kerja pada chuck rahang 3.
4.      Atur kecepatan mesin bubut untuk melakukan pembubutan ST 37.
5.      Lakukan pembubutan muka terlebih dahulu sepanjang 150 mm.
6.      Kemudian bubut rata secara ketebalan yang sudah ditentukan dan dilakukan secara kontynu sepanjang 25 mm dengan diameter 22 mm.
7.       Setelah poros berdiameter 23 mm bubut rata kembali sepanjang 10 mm dengan diameter 18 mm.
8.      Setelah itu balikan benda kerja untuk melakukan pekerjaan bubut dalam.
Bubut dalam bertingkat
1.      Setelah itu lakukan center drill
2.      Setelah itu pasang mata bor 8 mm untuk mengebor benda kerja sepanjang 25mm setelah selesai, maka ganti dengan mata bor 15 untuk memperbesar lubang sepanjang 25 mm.
3.      Kemudian pasang pahat bubut dalam untuk membubut dalam.
4.      Lakukan bubut dalam sepanjang 25 mm dengan diameter 18 mm
5.      Setelah berdiameter 18 mm bubut kembali sepanjang 10 mm dengan diameter 23 mm.
Mengkartel dan Alur dengan mesin frais
1.      Pasang pahat kartel pada rumah pahat.
2.      Atur kecepatan mesin pada rpm rendah ( antara 60-80 rpm ).
3.      Setelah itu pahat kartel tempelkan pada benda kerja dan yakin dengan tata letak pahat kartel pada benda kerja, tahap selanjutnya adalah menyalakan mesin bubut dan mengoperasikannya.
4.      Lakukanlah proses mengkartel berulang–ulang hingga permukaan benda mengalami perpadatan dan diameter benda kerjanya bertambah sampai 25,7 mm.
5.      Lepaskan benda kerja dari chuck rahang 3 untuk selanjutnya dilakukan proses membuat alur dengan mesin frais.
6.      Pasang benda kerja pada ragum mesin frais.
7.      Atur pisau frais sehingga berada pada tengah-tengah benda kerja dan jangan lupa atur juga titik 0 (nol) pisau frais terhadap benda kerja.
8.      Kemudian nyalakan mesin frais.
9.      Lakukan pemakanan sedikit-sedikit sampai kedalaman 1 mm sepanjang 25 mm.
10.  Dan yang terakhir matikan mesin kemudian lepaskan benda kerja dari ragum.           
c.   Bubut Eksentrik
1.      Pastikan mesin bubut siap pakai dan persiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti pahat bubut, gambar kerja, benda kerja, jangka sorong, micrometer luar, dial indikator dan lain-lain.
2.      Pasang pahat bubut pada rumah pahat.
3.      Pasang benda kerja pada chuck rahang 3.
4.      Atur kecepatan sepindel sesuai dengan kebutuhan untuk membubut baja ST 37.
5.      Setelah selesai pembubutan dengan menggunakan cekam rahang 3 dilanjutkan ke cekam rahang 4 untuk melakukan pekerjaan membubut eksentrik.
6.      Setting pada chuck rahang 4 dengan menggunakan alat dial indicator yang telah disediakan, dengan menggeser benda kerja sebanyak 5,2 mm.
7.      Kemudian atur kembali kecepatan mesin dengan rpm rendah, dan lakukan pemakanan secara perlahan dengan pemakanan sedikit-sedikit dengan panjang 20 mm dengan diameter 15 mm.

d.   Roda Gigi
1.      Pertama – tama persiapkan alat – alat yang dibutuhkan
2.      Lalu periksalah mesin bubut apakah telah berjalan dengan baik atau belum
3.      Pasanglah pahat hingga menjadi posisi yang benar
4.      Setelah itu pasang benda kerja pada chuck hingga tidak bergerak
5.      Langkah berikutnya barulah menentukan putaran mesin
6.      Setting mesin yang akan dipakai
7.      Pada proses pemotongan lakukanlah sesuai dengan job sheet
8.      Setelah itu lakukanlah pemeriksaan dan pengaturan mesin
9.      Simpanlah indikator di atas meja untuk mempermudah pengerjaannya
10.  Setelah pemotongan selesai jangan lupa matikan lah mesin pada keadaan off demi keselamatan.
e.   Mandrel dan Ulir
1.      Pastikan mesin bubut siap pakai dan persiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti pahat bubut, gambar kerja, benda kerja, jangka sorong, micrometer luar, dan alat ukur Go/no Go.
2.      Pasang pahat bubut pada rumah pahat.
3.      Pasang benda kerja pada chuck rahang 3.
4.      Atur kecepatan sepindel sesuai dengan kebutuhan untuk membubut baja ST 37.
5.      Setelah itu jangan lupa lakukan pembubutan muka dengan panjang 120 mm.
6.      Lakukan bor senter dibagian kedua muka benda kerja.
7.      Kemudian lakukan bubut rata sepanjang 90 mm dengan diameter 24 mm.
8.      Setelah itu balikan benda kerja untuk pengerjaan bubut rata lagi dengan panjang 30 mm dengan diameter 10 mm
9.      Setelah itu lakukan pembubutan alur.
10.  Normalkan kembali posisi kepala lepas yang sudah digeser kembali ke posisi semula atau nol
11.  Posisi benda tetap, tetapi pahat diganti dengan pahat alur
12.  Setelah Tadi dibubut sepanjang 30 mm dengan diameter 9,9 mm kemudian ujungnya dibubut alur sepanjang 5 mm dengan diameter 8 mm.
13.  Setelah itu lakukan pembubutan ulir.
14.  Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk mengulir
15.  Cek gear mesin bubut yang merupakan syarat untuk mengulir
16.  Pasang pahat ulir pada rumah pahat dengan benar
17.  Seting pengaturan pada mesin bubut untuk pemakanan ulir dengan kedalam ulir 1,25mm.
18.  Atur kecepatan mesin bubut dengan kecepatan rendah
19.  Setelah itu lakukan pembubutan secara searah, atau kembalikan lagi ketitik nol pada lonceng. Supaya tidak terjadi penumpukan atau salah jalur pada pembubutan ulir.
20.  Pembubutan ulir dilakukan secara berulang-ulang sampai mendapat ukuran yang pas yaitu diameter 9,9 mm dengan kedalaman ulir 1,25mm.












5.      TEMUAN PRAKTEK DAN PEMBAHASAN
Dalam pengerjaan kerja bangku saya mengalami beberapa kesalahan dalam proses pengerjaannya, ternyata memang tidak semudah yang dibayangkan saat pertama kali melihat bahan kerja yang dibagikan. Banyak beberapa prosedur yang mesti dipatuhi karena sebenarnya hal itu juga untuk kepentingan keselamatan kita sendiri. Pelaksanaan kerja bangku ternyata menuntut agar mempunyai ketelitian, kesabaran dan ketekunan yang kuat agar hasil benda kerja sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga yang tidak kalah pentingnya lagi ketersediaan alat yang menadai juga sangat menentukan hasil benda kerja.
Pada saat mengikir banyak kendala yang di rasakan seperti tekor dan cembungnya hasil pengikiran sesuai teori yang telah di berikan pengikiran menggunakan metoda menyilang dalam metoda ini seharusnya saat mengikir, gerakan tangan harus panjang dan kokoh, juga supaya permukaan kikir selalu menempel pada benda kerja agar benda kerja memperoleh hasil yang baik. Bidang pada benda kerja yang sudah dikikir tapi belum selesai jangan sekali-kali disentuh dengan tangan, ini akan berdampak permukaan yang akan dikikir menjadi licin, karena pada tangan mengandung minyak, sehingga untuk beberapa gerakan pengikiran menjadi licin. Dan jangan menggerakan tangan saat mengikir karena sesuai prosedur yang tepat adalah yang bergerak tubuh kita bukan tangan.








BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Dari pengerjakan praktek mengefrais kemarin saya selaku penulis dapat menyimpulkan bahwa masih banyak mahasiswa yang kurang menguasai Matakuliah Teknik permesinan khususnya dalam mengfrais (pembuatan roda gigi).
       Kemudian dalam pengerjaan membubut saya menemukan kesulitan  dalam pengerjaan asentrik dan ulir. Karena dibagian ini mahasiswa dituntut untuk bisa lebih teliti dalam menggunakan dial indikatordalam pekerjaan asentrik. Dan mahasiswa juga dituntut dari hasil pengerjaan ulir supaya tidak no go.
2.      Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat melalui laporan ini, untuk mengatasi kesuliatann mahasiswa dalam penguasaan kerja membubut dan mengefrais disarankan:
a)      Pada proses praktek kerja membubut dan mengefrais mahasiswa harus ditekankan pada tahap perataan dan tahapan selanjutnya dalam membubut dan mengefrais sehingga mendapat hasil yang baik dan dapat bersaing di perusahaan.

b)      Agar diadakan penelitian tentang kesulitan mengenai cara kerja membubut dan mengefrais, sehingga diharapkan dosen bidang setudi Teknik Permesinan dapat menggunakan sebagai dasar remedial atau titik acuan untuk mencapai mutu yag baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar