Jumat, 16 Desember 2011

makalah fabrikasi logam


ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK MESIN SAAT PRAKTIK MENGELAS ASETILEN PADA MATA KULIAH FABRIKASI LOGAM
Makalah  
diajukan untuk  memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
As’ari Djohar, PROF.DR.H. M.PD
Oleh
Aris Yulianto
0905552
 






JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK  MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah serta pertolongan-Nyalah kami senantiasa diberikan berbagai kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Pada kesempatan ini, saya selaku penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha menyajikannya sesempurna mungkin. Namun seperti pepatah yang mengatakan ”Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitu pula makalah saya masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan berbagai kritik dan saran ataupun hal lain yang sifatnya membangun.



Bandung,15 Desember 2010
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               




ABSTRAK
Permasalahan yang manjadi acuan saya dalam penelitian ini adalah kesulitan mahasiswa dalam penguasaan praktik mengelas asetelin. Kesulitan mahasiswa dikelompokan berdasarkan aspek koknitif menurut bloom, yaitu aspek A1 (penyetelan tekanan gas), A2 (mencairkan bahan tambah) dan A3 (pengayunan / pembuatan alur).
Dalam penelitian ini, saya mengguankan intrumen berupa penyebaran angket kepada mahasiswa teknik mesin yang berjumlah 20 mahasiswa. Data yang diperoleh dari cara penyebaran angket kemudian dianalisis dengan cara merata-ratakan presentase kesulitan pada aspek A1, A2, dan A3. Maka saya dapat menyimpulan bahwa mahasiswa teknik mesin Universitas Pendidikan Indonesia tahun pelajaran 2009/2010 dalam pengusaan praktik mengelas asetilen mengalami kesulitan pada aspek penyetelan tekanan gas (A1) sebesar 35%, aspek mencairkan bahan tambah (A2) sebesar  20% dan aspek pengayunan/pembuatan alur (A3) sebesar 20%.
Untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa dalam mengelas asetelin, saya meyarankan supaya :
(1) Pada proses praktek mengelas, agar ditekankan pada aspek penyetelan tekanan gas, mencairkan bahan tambah dan pengayunan/pembuatan alur.
 (2) Agar diadakan penelitian tentang kesulitan mahasiswa dalam pengusaan tentang mengelas asetelin, sehingga diharapkan pada dosen mata kuliah fabrikasi logam dapat digunakan sebagai dasar perbaikan bagi dosen untuk tahun ajaran yang selanjutnya.
Kata kunci : kesulitan mahasiswa, teknik mesin, praktik mengelas asetilen, fabrikasi logam.






BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Praktik kerja di work shop merupakan usaha sadar membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan individu yang sesuai standar untuk bekerja diindustri maupun untuk sebagai guru. Oleh karena itu, sudah semestinya dalam proses praktek kerja di work shop harus tercemin adanya penarah pada pemenuhan kebutuhan untuk menjawab dan meyesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam praktek kerja di work shop.
            Melalui mata pelajaran fabrikasi Logam pemerintah berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) terutama dalam menghadapi industrialisasi sehingga tidak kalah bersaing dengan bangsa-bangsa dan Negara-negara lainnya.
            Untuk mencapai maksud tersebut mata pelajaran fabrikasi logam untuk diberikan kepada siswa sejak mereka memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, tidak semua siswa meyukai mata pelajaran fabrikasi logam bahkan kurang memiliki minat, kebanyakan menganggap sulit. Sulitnya mahasiswa pada mata pelajaran ini ditunjukan dengan rendahnya hasil akhir pengerjaan praktek di work shop.
            Kunci keberhasilan mahasiswa dalam pelajaran pabrikasi logam yaitu pada kemempuan memehami metode-metode praktik di work shop secara baik, yaitu petunjuk, proses, pemakaian,dan hasil.
            Kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain terlalu banyak mata pelajaran yang harus diikuti, pengetahuan mahasiswa yang kurang, dosen yang kurang menguasai materi, atau juga karena kemampuan nalar mahasiswa yang kurang, meyebabkan mahasiswa kurang tertarik pada mata pelajaran fabrikasi logam.

1.2 Batasan Masalah
Agar penelitian dapat terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti, maka masalah yang diteliti perlu dibatasi, oleh karena itu penelitian dibatasi pada masalah kesulitan mahasiswa teknik mesin UPI pada saat menggunakan las asetiline.

1.3 Rumusan masalah
Untuk memperjelas dan mempertajam masalah yang akan diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1.      Adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil praktek mahasiswa pendidikan teknik mesin yang dari SKM dan SMA pada praktik mengelas asetilen ?
2.      Adakah metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil praktik mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam?
3.      Apa yang meyebabkan sulitnya mahasiswa pendidikan teknik mesin untuk menguasain mata kuliah fabrikasi logam khususnya dalam praktik mengelas asetilen? 


1.4 Tujuan Masalah
Dengan mengadakan penelitian ini di work shop pendidikan teknik mesin tempat penulis sebagai mahasiswa, penulis bertujuan untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang kesulitan yang banyak dihadapi oleh mahasiswa dalam menguasai praktik mengelas asetilen.
Tujuan penelitian merupakan pegangan/pedoman bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menyajikan sebuah metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil praktik mengelas asetilen mahasiswa teknik mesin pada mata kuliah fabrikasi logam.
Untuk memperjelas arah dan tujuan, maka tujuan khusus yang hendak dicapai dari penelitian ini antara lain.

1.      untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil praktik mahasiswa pendidikan teknik mesin yang dari SMK dan SMA pada praktik mengelas asetilen.
2.      untuk mengetahui adakah metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil praktik mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam.
3.      untuk mengetahui Apa yang meyebabkan sulitnya mehasiswa pendidikan teknik mesin untuk menguasain mata kuliah fabrikasi logam khususnya dalam praktik mengelas asetilen.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam mengerjakan praktik mengelas asetilen. Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a.       Teoretis
Memberikan gambaran tentang bagaimana metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil praktik mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam.
b.      Praktis
1)      Dapat memberikan masukan kepada mahasiswa pendidikan teknik mesin dan para pendidik khususnya dosen mata kuliah pabrikasi logam.
2)      penulis berharap, mata kuliah fabrikasi logam dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan penguasaan tentang praktik mengelas asetilen.
3)      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi terhadap peneliti lain.


1.6 Metode penelitian
      Metode yang dipakai dalam pembahasan ini adalah Metode deskriptif. Metode ini merupakan metode pengambilan data dengan menggunakan teknik penyebaran angket dengan responden mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UPI Angkatan 2009 yang berjumlah 20 mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad(Aripin,1999:15) menyatakan bahwa metode deskriptif memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Garis besar dari metode deskriptif adalah mengumpulkan data, menjelaskan dan menganalisanya. Metode ini digunakan untuk menganalisis kesulitan belajar mahasiswa dalam penguasaan mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam.







BAB II PEMBAHASAN


2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapat gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan, maka diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut tinjauan pustaka yang didalamnya terdapat populasi dan sempel penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa teknik mesin program produksi dan perancangan Tahun pelajaran 2009/2010 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang berjumlah 37 mahasiswa yang terbagi dua kelas.
Sampel yang digunakan adalah cara penyebaran angket kepada mahasiswa teknik mesin yang berjumlah 20 mahasiswa.  
    
2.2 Hasil Penelitian
Untuk dapat hasil penelitian tentang mengelas asetilen penulis menggunakan metode penyebaran angket untuk 20 mahasiswa teknik mesin khususnya produksi dan perancangan. Dari 20 mahasiswa, yang mengalami kesulitan dalam aspek penyetelan tekanan gas(A1) tujuh orang ( 7 x  = 35%), aspek  mencairkan bahan tambah (A2) empat orang ( 4 x  = 20%) dan aspek pengayunan/pembuatan alur (A3) empat orang ( 4 x  = 20%).

2.3 Pembahasan
Berdasarkan perolehan dan pengolahan data yang terdapat pada hasil penelitian, kesulitan mahasiswa pada mengelas asetilen sebagai berikut:
-          Kesulitan Mahasiswa pada aspek A1 (penyetelan tekanan gas)



Tabel 1 : Kesulitan Mahasiswa pada aspek A1 (penyetelan tekanan gas)
Nama kesulitan
Jumlah Mahasiswa yang mengisi angket
Susah
Bisa
Penyetelan tekanan gas
20 Mahasiswa
7 Mahsiswa
13 Masiswa
% kesulitan Mahasiswa pada aspek A1 adalah 35%

Berdasarkan tabel 1 dapat ditarik kesimpulan bahwa kesulitan dalam aspek A1 (penyetelan tekanan gas) adalah sebesar 35%. Kesulitan Mahasiswa ini dipengarahui karena kurangnya pengertian pengetahuan tentang bagaiman cara menyetel tekanan gas asetilin, karburasi dan netral.

-          Kesulitan Mahasiswa pada aspek A2 (mencairkan bahan tambah)

Tabel 2 : Kesulitan Mahasiswa pada aspek A2 (mencairkan bahan tambah)
Nama kesulitan
Jumlah Mahasiswa yang mengisi angket
Susah
Bisa
Mencairkan bahan tambah
20 Mahasiswa
4 Mahsiswa
16 Masiswa
% kesulitan Mahasiswa pada aspek A2 adalah 20%


Kesulitan Mahasiswa pada aspek A2 (mencairkan bahan tambah) adalah sebesar 20%. Ditemukan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara mencairkan bahan tambah yang benar dan yang mengalami kesulitan banyak yang lulusan dari SMA.

-          Kesulitan Mahasiswa pada aspek A3 (pengayunan/membuat alur)

Tabel 3 : Kesulitan Mahasiswa pada aspek A3 (pengayunan/membuat alur)
Nama kesulitan
Jumlah Mahasiswa yang mengisi angket
Susah
Bisa
Penayunan/membuat alur
20 Mahasiswa
4 Mahsiswa
16 Masiswa
% kesulitan Mahasiswa pada aspek A3 adalah 20%

Dari tabel di atas kesulitan Mahasiswa pada aspek A3 (pengayunan/membuat alur) sebesar 20%. Ditemukan bahwa Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengayun untuk membuat alur dengan menggunakan bahan tambah.












BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengambilan pengolahan data yang diambil melalui penyebaran angket yang dilaksanakan pada tanggal 22 April 2010 pada Mahasiswa teknik mesin khususnya produksi dan perancangan angkatan 2009 UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) dan pada tabel 1,2dan3 tentang kesulitan Mahasiswa dalam praktik mengelas asetilen maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa.
1.      Sebagaian besar Mahasiswa (35%) mengalami kesulitan pada aspek penyetelan tekanan gas (A1). Kesulitan Mahasiswa ini dipengarahui karena kurangnya pengertian pengetahuan tentang bagaiman cara menyetel tekanan gas asetilen, karburasi dan netral.
2.      Beberapa Mahasiswa (20%) mengalami kesulitan pada aspek mencairkan bahan tambah (A2). Ditemukan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara mencairkan bahan tambah yang benar dan yang mengalami kesulitan banyak yang lulusan dari SMA.
3.      Sebagaian kecil mahasiswa (20%) mengalami kesulitan pada aspek mengayun/membuat alur (A3). Ditemukan bahwa Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengayun untuk membuat alur dengan menggunakan bahan tambah.

Dari semua data yang penulis dapat dengan demikian dapat dimpulkan yang mengalami kesulitan di aspek A1,A2 dan A3 mayoritas lulusan dari SMA, dan sedangkan lulusan SMK menjadi minoritas dalam kesulitan mengelas asetiline.

3.2 Saran
Adapun saran yang penulis ajukan terkait dengan kesulitan mahasiswa pendidikan teknik mesin saat praktik mengelas asetelin pada mata kuliah fabrikasi logam adalah sebagai berikut.
1.      Pada proses pembelajaran fabrikasi logam, agar ditekankan pada penyetelan tekanan gas, mencairkan bahan tambah dan pengayunan/membuat alur. Maka dari itu supaya dosen mata kuliah fabrikasi logam lebih giat lagi mengajarkan tentang masalah yang dihadapi dan di tekankan lagi khususnya yang lulusan dari SMA.
2.      Agar diadakan penelitian tentang kesulitan Mahasiswa dalam praktik mengelas asetilen lainnya, sehingga diharapkan kepada dosen mata kuliah fabrikasi logam dapat menggunakannya sebagai dasar remedial atau  sebagai dasar perbaikan bagi dosen untuk tahun ajaran yang selanjutnya.
3.      penulis menyarankan, mata kuliah pabrikasi logam dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan penguasaan tentang praktik mengelas asetiline


















Pustaka Rujukan
Aripin, Pipin Ahmad. (1999). Kesulitan-kesulitan belajar siswa dalam penguasaan       konsep geteran harmonik sederhana. Skripsi pada jurusan fisika universitas      pendidikan Indonesia  bandung: tidak diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar