ANALISIS KESULITAN MAHASISWA
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN SAAT PRAKTIK MENGELAS ASETILEN PADA MATA KULIAH
FABRIKASI LOGAM
Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
As’ari Djohar, PROF.DR.H. M.PD
Oleh
Aris Yulianto
0905552
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah serta
pertolongan-Nyalah kami senantiasa diberikan berbagai kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
Pada kesempatan ini, saya selaku penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
berusaha menyajikannya sesempurna mungkin. Namun seperti pepatah yang
mengatakan ”Tak Ada Gading Yang Tak
Retak” begitu pula makalah saya masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu,
saya mengharapkan berbagai kritik dan saran ataupun hal lain yang sifatnya
membangun.
Bandung,15 Desember 2010
ABSTRAK
Permasalahan
yang manjadi acuan saya dalam penelitian ini adalah kesulitan mahasiswa dalam
penguasaan praktik mengelas asetelin. Kesulitan mahasiswa dikelompokan
berdasarkan aspek koknitif menurut bloom, yaitu aspek A1 (penyetelan tekanan
gas), A2 (mencairkan bahan tambah) dan A3 (pengayunan / pembuatan alur).
Dalam
penelitian ini, saya mengguankan intrumen berupa penyebaran angket kepada
mahasiswa teknik mesin yang berjumlah 20 mahasiswa. Data yang diperoleh dari
cara penyebaran angket kemudian dianalisis dengan cara merata-ratakan
presentase kesulitan pada aspek A1, A2, dan A3. Maka saya dapat menyimpulan
bahwa mahasiswa teknik mesin Universitas Pendidikan Indonesia tahun pelajaran
2009/2010 dalam pengusaan praktik mengelas asetilen mengalami kesulitan pada
aspek penyetelan tekanan gas (A1) sebesar 35%, aspek mencairkan bahan tambah
(A2) sebesar 20% dan aspek
pengayunan/pembuatan alur (A3) sebesar 20%.
Untuk
meningkatkan penguasaan mahasiswa dalam mengelas asetelin, saya meyarankan
supaya :
(1)
Pada proses praktek mengelas, agar ditekankan pada aspek penyetelan tekanan
gas, mencairkan bahan tambah dan pengayunan/pembuatan alur.
(2) Agar diadakan penelitian tentang kesulitan
mahasiswa dalam pengusaan tentang mengelas asetelin, sehingga diharapkan pada
dosen mata kuliah fabrikasi logam dapat digunakan sebagai dasar perbaikan bagi
dosen untuk tahun ajaran yang selanjutnya.
Kata
kunci : kesulitan mahasiswa, teknik mesin, praktik
mengelas asetilen, fabrikasi logam.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Praktik kerja di work shop merupakan usaha sadar
membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan individu
yang sesuai standar untuk bekerja diindustri maupun untuk sebagai guru. Oleh
karena itu, sudah semestinya dalam proses praktek kerja di work shop harus tercemin adanya penarah pada pemenuhan kebutuhan
untuk menjawab dan meyesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam praktek
kerja di work shop.
Melalui mata pelajaran fabrikasi
Logam pemerintah berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) terutama
dalam menghadapi industrialisasi sehingga tidak kalah bersaing dengan
bangsa-bangsa dan Negara-negara lainnya.
Untuk mencapai maksud tersebut mata
pelajaran fabrikasi logam untuk diberikan kepada siswa sejak mereka memasuki
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, tidak semua siswa meyukai mata
pelajaran fabrikasi logam bahkan kurang memiliki minat, kebanyakan menganggap
sulit. Sulitnya mahasiswa pada mata pelajaran ini ditunjukan dengan rendahnya
hasil akhir pengerjaan praktek di work
shop.
Kunci keberhasilan mahasiswa dalam
pelajaran pabrikasi logam yaitu pada kemempuan memehami metode-metode praktik
di work shop secara baik, yaitu
petunjuk, proses, pemakaian,dan hasil.
Kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain terlalu banyak mata pelajaran yang harus diikuti,
pengetahuan mahasiswa yang kurang, dosen yang kurang menguasai materi, atau
juga karena kemampuan nalar mahasiswa yang kurang, meyebabkan mahasiswa kurang
tertarik pada mata pelajaran fabrikasi logam.
1.2
Batasan Masalah
Agar
penelitian dapat terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah
yang diteliti, maka masalah yang diteliti perlu dibatasi, oleh karena itu
penelitian dibatasi pada masalah kesulitan mahasiswa teknik mesin UPI pada saat
menggunakan las asetiline.
1.3
Rumusan masalah
Untuk memperjelas dan mempertajam masalah yang akan
diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil praktek mahasiswa
pendidikan teknik mesin yang dari SKM dan SMA pada praktik mengelas asetilen ?
2. Adakah metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil
praktik mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam?
3. Apa yang meyebabkan sulitnya mahasiswa pendidikan teknik mesin
untuk menguasain mata kuliah fabrikasi logam khususnya dalam praktik mengelas
asetilen?
1.4 Tujuan Masalah
Dengan
mengadakan penelitian ini di work shop
pendidikan teknik mesin tempat penulis sebagai mahasiswa, penulis bertujuan
untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang kesulitan yang banyak
dihadapi oleh mahasiswa dalam menguasai praktik mengelas asetilen.
Tujuan penelitian merupakan pegangan/pedoman bagi penulis dalam
melaksanakan penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menyajikan
sebuah metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil praktik mengelas
asetilen mahasiswa teknik mesin pada mata kuliah fabrikasi logam.
Untuk memperjelas arah dan tujuan, maka tujuan khusus yang
hendak dicapai dari penelitian ini antara lain.
1.
untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil praktik
mahasiswa pendidikan teknik mesin yang dari SMK dan SMA pada praktik mengelas
asetilen.
2.
untuk mengetahui adakah
metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil praktik mengelas
asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam.
3.
untuk mengetahui Apa
yang meyebabkan sulitnya mehasiswa pendidikan teknik mesin untuk menguasain
mata kuliah fabrikasi logam khususnya dalam praktik mengelas asetilen.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan
dalam mengerjakan praktik mengelas asetilen. Adapun manfaat yang ingin
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.
Teoretis
Memberikan
gambaran tentang bagaimana metode atau cara yang evektif untuk meningkatkan hasil
praktik mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam.
b.
Praktis
1) Dapat memberikan masukan kepada mahasiswa pendidikan teknik
mesin dan para pendidik khususnya dosen mata kuliah pabrikasi logam.
2) penulis berharap, mata kuliah fabrikasi logam dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan penguasaan tentang praktik mengelas
asetilen.
3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi terhadap
peneliti lain.
1.6 Metode penelitian
Metode yang
dipakai dalam pembahasan ini adalah Metode deskriptif. Metode ini merupakan
metode pengambilan data dengan menggunakan teknik penyebaran angket dengan
responden mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UPI Angkatan 2009 yang berjumlah 20 mahasiswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad(Aripin,1999:15) menyatakan bahwa
metode deskriptif memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada
masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Garis besar dari metode
deskriptif adalah mengumpulkan data, menjelaskan dan menganalisanya. Metode ini
digunakan untuk menganalisis kesulitan belajar mahasiswa dalam penguasaan
mengelas asetilen pada mata kuliah fabrikasi logam.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun sampai dengan
menganalisis data sehingga mendapat gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut
tinjauan pustaka yang didalamnya terdapat populasi dan sempel penelitian.
Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa teknik mesin program produksi dan perancangan Tahun pelajaran
2009/2010 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang berjumlah 37
mahasiswa yang terbagi dua kelas.
Sampel yang digunakan adalah
cara penyebaran angket kepada mahasiswa teknik mesin yang berjumlah 20
mahasiswa.
2.2
Hasil Penelitian
Untuk
dapat hasil penelitian tentang mengelas asetilen penulis menggunakan metode
penyebaran angket untuk 20 mahasiswa teknik mesin khususnya produksi dan
perancangan. Dari 20 mahasiswa, yang mengalami kesulitan dalam aspek penyetelan
tekanan gas(A1) tujuh orang ( 7 x
=
35%),
aspek mencairkan bahan tambah (A2) empat
orang ( 4 x
=
20%)
dan aspek pengayunan/pembuatan alur (A3) empat orang ( 4 x
=
20%).
2.3
Pembahasan
Berdasarkan
perolehan dan pengolahan data yang terdapat pada hasil penelitian, kesulitan
mahasiswa pada mengelas asetilen sebagai berikut:
-
Kesulitan Mahasiswa pada aspek A1
(penyetelan tekanan gas)
Tabel 1 : Kesulitan Mahasiswa pada
aspek A1 (penyetelan tekanan gas)
Nama
kesulitan
|
Jumlah
Mahasiswa yang mengisi angket
|
Susah
|
Bisa
|
Penyetelan tekanan gas
|
20 Mahasiswa
|
7 Mahsiswa
|
13 Masiswa
|
% kesulitan Mahasiswa pada aspek A1
adalah 35%
Berdasarkan
tabel 1 dapat ditarik kesimpulan bahwa kesulitan dalam aspek A1 (penyetelan
tekanan gas) adalah sebesar 35%. Kesulitan Mahasiswa ini dipengarahui karena
kurangnya pengertian pengetahuan tentang bagaiman cara menyetel tekanan gas
asetilin, karburasi dan netral.
-
Kesulitan Mahasiswa pada aspek A2
(mencairkan bahan tambah)
Tabel 2 : Kesulitan Mahasiswa pada
aspek A2 (mencairkan bahan tambah)
Nama
kesulitan
|
Jumlah
Mahasiswa yang mengisi angket
|
Susah
|
Bisa
|
Mencairkan bahan tambah
|
20 Mahasiswa
|
4 Mahsiswa
|
16 Masiswa
|
% kesulitan Mahasiswa pada aspek A2
adalah 20%
Kesulitan
Mahasiswa pada aspek A2 (mencairkan bahan tambah) adalah sebesar 20%. Ditemukan
bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang bagaimana
cara mencairkan bahan tambah yang benar dan yang mengalami kesulitan banyak
yang lulusan dari SMA.
-
Kesulitan Mahasiswa pada aspek A3
(pengayunan/membuat alur)
Tabel 3 : Kesulitan Mahasiswa pada
aspek A3 (pengayunan/membuat alur)
Nama
kesulitan
|
Jumlah
Mahasiswa yang mengisi angket
|
Susah
|
Bisa
|
Penayunan/membuat alur
|
20 Mahasiswa
|
4 Mahsiswa
|
16 Masiswa
|
% kesulitan Mahasiswa pada aspek A3
adalah 20%
Dari
tabel di atas kesulitan Mahasiswa pada aspek A3 (pengayunan/membuat alur)
sebesar 20%. Ditemukan bahwa Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengayun untuk
membuat alur dengan menggunakan bahan tambah.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pengambilan pengolahan data yang diambil melalui penyebaran angket yang
dilaksanakan pada tanggal 22 April 2010 pada Mahasiswa teknik mesin khususnya
produksi dan perancangan angkatan 2009 UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)
dan pada tabel 1,2dan3 tentang kesulitan Mahasiswa dalam praktik mengelas
asetilen maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa.
1. Sebagaian
besar Mahasiswa (35%) mengalami kesulitan pada aspek penyetelan tekanan gas (A1).
Kesulitan Mahasiswa ini dipengarahui karena kurangnya pengertian pengetahuan
tentang bagaiman cara menyetel tekanan gas asetilen, karburasi dan netral.
2. Beberapa
Mahasiswa (20%) mengalami kesulitan pada aspek mencairkan bahan tambah (A2). Ditemukan
bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang
bagaimana cara mencairkan bahan tambah yang benar dan yang mengalami kesulitan
banyak yang lulusan dari SMA.
3. Sebagaian
kecil mahasiswa (20%) mengalami kesulitan pada aspek mengayun/membuat alur
(A3). Ditemukan bahwa Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengayun untuk
membuat alur dengan menggunakan bahan tambah.
Dari
semua data yang penulis dapat dengan demikian dapat dimpulkan yang mengalami
kesulitan di aspek A1,A2 dan A3 mayoritas lulusan dari SMA, dan sedangkan
lulusan SMK menjadi minoritas dalam kesulitan mengelas asetiline.
3.2
Saran
Adapun
saran yang penulis ajukan terkait dengan kesulitan mahasiswa pendidikan teknik
mesin saat praktik mengelas asetelin pada mata kuliah fabrikasi logam adalah
sebagai berikut.
1. Pada
proses pembelajaran fabrikasi logam, agar ditekankan pada penyetelan tekanan
gas, mencairkan bahan tambah dan pengayunan/membuat alur. Maka dari itu supaya
dosen mata kuliah fabrikasi logam lebih giat lagi mengajarkan tentang masalah
yang dihadapi dan di tekankan lagi khususnya yang lulusan dari SMA.
2. Agar
diadakan penelitian tentang kesulitan Mahasiswa dalam praktik mengelas asetilen
lainnya, sehingga diharapkan kepada dosen mata kuliah fabrikasi logam dapat
menggunakannya sebagai dasar remedial atau
sebagai dasar perbaikan bagi dosen untuk tahun ajaran yang selanjutnya.
3. penulis menyarankan, mata kuliah pabrikasi logam dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan penguasaan tentang praktik
mengelas asetiline
Pustaka Rujukan
Aripin,
Pipin Ahmad. (1999). Kesulitan-kesulitan
belajar siswa dalam penguasaan konsep geteran harmonik sederhana. Skripsi
pada jurusan fisika universitas pendidikan
Indonesia bandung: tidak diterbitkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar