LAPORAN PRAKTEK KERJA BANGKU
Di
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fabrikasi
Logam
Oleh
ARIS YULIANTO
0905552
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
20011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat allah SWT. Kerana atas berkat rahmat dan karunia-nya saya dapat
menyusun laporan mengenai “ PRAKTIK
KERJA BANGKU” ,yang merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fabrikasi logam. Dilaporkan ini berisi tentang cara kerja bangku.
Dalam pembuatan laporan ini saya
banyak mendapat kendala dan hambatan. Tapi atas bantuan dari berbagai pihak
akhirya saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Dan pada kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu sehingga saya dapat meyelesaikan laporan ini.
Saya
meyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih terbatas atas ilmu dan
pengalaman yang kami miliki. Besar harapan saya, agar pembaca dapat memberikan
saran serta kritik yang membangun. Semoga laporan ini dapat bermangfaat khususnya
bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Bandung
11
MEI 2011
A. Latar Belakang
Praktik membubut dan mengefrais
merupakan usaha sadar membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk
menghasilkan skil yang sesuai standar untuk bekerja di industri maupun untuk menjadi
seorang guru. Oleh karena itu, sudah semestinya dalam proses praktek membubut
dan mengefrais harus tercemin adanya pengarah pada pemenuhan kebutuhan untuk
menjawab dan meyesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam praktek
membubut dan mengefrais.
Melalui mata Kuliah teknik
permesinan berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) terutama dalam
menghadapi industrialisasi sehingga tidak kalah bersaing dengan bangsa-bangsa
dan Negara-negara lainnya.
Untuk mencapai maksud tersebut mata
Kuliah Teknik Permesinan untuk diberikan kepada siswa sejak mereka memasuki
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, tidak semua siswa meyukai mata
pelajaran teknik permesinan bahkan kurang memiliki minat, dan kebanyakan
menganggap sulit. Sulitnya mahasiswa pada mata pelajaran ini ditunjukan dengan
rendahnya hasil akhir pengerjaan membubut dan mengefrais.
Kunci keberhasilan mahasiswa dalam
Kuliah Teknik Permesinan yaitu pada kemempuan memehami metode-metode membubut
dan mengefrais secara baik, yaitu petunjuk, proses, pemakaian,dan hasil.
Kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain terlalu banyak mata pelajaran yang harus diikuti,
pengetahuan mahasiswa yang kurang, dosen yang kurang menguasai materi, atau
juga karena kemampuan nalar mahasiswa yang kurang, meyebabkan mahasiswa kurang
tertarik pada mata Kuliah Teknik Permesinan.
B. Ruang Lingkup
·
Membubut dan Frais
C.
TUJUAN
1.
Tujuan
Umum
Dengan
mengadakan praktek kerja bangku di Work Shop tempat penulis menjadi mahasiswa,
penulis bertujuan untuk memperoleh gambaran secara obyektif tentang kesulitan
yang banyak dihadapi oleh mahasiswa dalam menguasai tentang praktek kerja
bangku.
Hasil
laporan ini diharapkan dapat digunakan oleh para dosen fabrikasi logam untuk
bahan perbandingan dalam meningkatkan dalam kegiatan mengajarnya. Laporan ini
dapat dikembangkan secara berkesinambungan untuk semua praktek kerja bangku
lainnya, dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa lebih dapat
ditingkatkan.
2.
Tujuan
Khusus
·
Mahasiswa mampu melaksanakan penyambungan dalam kerja bangku.
·
Mahasiswa ahli dalam kerja bangku yang akan memudahkan untuk
mencari kerja.
·
Mahasiswa dapat menggunakan mengikir, karena sebagai dasar
untuk keahlian kerja bangku selanjutnya.
·
Mahasiswa dapat mengoreksi kesalahan yang terjadi pada
saat kerja bangku.
D.
ALAT
1.Alat Utama
1.
Bor duduk.
2.
Kikir.
3.
Gergaji.
4.
Ragum.
2.Alat Tambahan
1. jangka sorong.
2.
Palu
besi.
3.
Mata
bor.
4.
Penggaris
siku.
5.
Vernier caliper
6.
Air pendingin mata bor
3.Alat Keselamatan
Kerja
1.
Kacamata pengaman.
2.
Pakaian
kerja.
3.
Kaos
tangan.
4.
Sepatu
yang rapat kulit.
5.
Masker.
6.
Penggores
7.
Penitik.
8.
Sarung tangan
E.
BAHAN
Dalam kerja bangku jenis bahan, yaitu
: Baja ST 37 dengan ukuran lebar
20mm, tebal 20mm, dan panjang 150mm
F.
LANDASAN
TEORI
Landasan teori yang saya pacu adalah
Buku Panduan fabrikasi Logam yang didalamnya sudah mencangkup semua pekerjaan
tentang pengerjaan fabrikasi Logam.
-
Kerja bangku adalah pekerjaan
dasar dalam kegiatan perbengkelan dimana kita hanya menggunakan alat-alat biasa
tanpa menggunakan mesin. Adapun macam-macam alat yang sering digunakan dalam
kerja bangku adalah :
1) Ragum
Seluruh bengkel kerja bangku selalu
dilengkapi dengan peralatan ini, karena hampir semua benda yang dikerjakan
bengkel ini seluruhnya dijepit dengan peralatan ini.jadi dapat dikatakan ragum
adalah alat yang sangat penting pada bengkel kerja bangku.ragum beerfungsi
untuk menjepit benda kerja secara kuat daan benar artinya penjepitan oleh ragum
tidak boleh merusak permukaan benda kerja.dengaan demikian ragum harus lebih
kuat dari benda kerja yang dijepitnya untuk itu ragum-ragum harus dibuat dari
bahan yang kuat seperti baja tuang atau besi tuang.
2)Kikir
Peralatan utama dalam bengkel kerja bangku
ialah kikir, karena hampir semua pekerjaan paada bengkel kerja bangku
dikerjakan dengan menggunakankikir.
Jenis-jenis kikir ditinjau dari jenis gigi pemotongnya :
a) Kikir bergigi potong tunggal, digunakan untuk
pemotong benda kerja secara
halus. Artinya pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara cepat, tetapi hasil
pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi lebih halus.
b) Kikir bergigi kembar/dua, dapat melakukan
pemotongan secara cepat, tetapi hasil pengikrannya kasar.
Jenis-jenis kikir ditinjau dari sifat kekasaran gigi :
a) Kikir sangan kasar : digunakan untuk pemotongan
secara cepat, sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahulan. Hasil
pengikiran kasar, tidak halus.
b) Kikir kasar : digunakan untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan
kehalusan permukaan benda kerja.
c) Kikir sedang (setengah kasar) : digunakan untuk
menghaluskan permukaan setelah dikikir sangat kasar sebelum dikerjakan dengan
menggunakan kikir halus.
d) Kikir halus : digunakan untuk pengikiran pada
pekerjaan akhir/finishing, dimana kehalusan permukaan benda kerja sangat
diperlukan.
e) Kikir sangat halus : digunakan untuk pekerjaan
finishing terutama untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.
3) Sikat kikir
Cara melakukan pembersihan kikir dengan menggunakan
sikat kikir adalah menyikat gigi-gigi kikir searah dengan alurnya, dan
pembersihannya dengan satu arah.
4) Siku-siku baja
Siku-siku baja dapat diklasifiklasifikasikan
menjadi dua menurut cara pembuatannya, yaitu:
a)Siku-sikubajadikelingmati siku model ini biasanya digunakan untuk mengukur
kesikuan suatu benda kerja dan sebagai alat bantu untuk pembuatangaris-garis
sejajar.
b) Siku-siku baja dengan bilah baja (daun sikunya)
dapat digeser-geser siku model ini
digunakan untuk pekerjaan melukis dan menandai.
5 Penggarisbaja
Penggaris baja atau mistar baja adalah alat
untuk digunakan mengukur panjang dan tinggi atau lebar alur dan mengukur tembus
dari pada benda kerja, juga dapat digunakan untuk mengukur diameter jika
digunakan bersama-sama dengan jangka bengkok, mistar biasanya mempunyai skala
dalam milimeter dan skala dalam inci.
6) Verniercaliper(segmat)
Vernier caliver atau jangka sorongadalah alat ukur
presisi,sehingga ia dapat digunakan untuk mengukurbenda kerja yang secara
presisi atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 milimeter
ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 milimeter.
Alat-alat Gambar
Pada Benda Kerja
Alat-alat gambar
untuk keperluan menggambar benda kerja tersebut, dapat digolongkan sebagai
berikut:
-
Alat
penggores, seperti penggores, balok gores, dan bisa juga digunakan pegukur
tinggi.
-
Penitik pusat dan penitik penggaris
-
Jangka
tusuk, jangka tongkat, dan jangka hati.
- Penggores
Penggores adalah
suatu alat penggambar yang dibuat dari baja perkakas yang berbentuk selindris
dan ujungnya diruncingkan. Dengan
penggores dapt digambar garis-garis dipermukaan atas benda kerja. Sedangkan
untuk menggambar garis-garis pada permukaan sisi atau samping benda kerja dapat
digunakan balok gores atau pengukur tinggi.
Balok gores adalah alat berupa penggores yang dipasang pada standar atau balok dan
dapat di geser naik-turun. Untuk mengganbar garis lurs dengan penggores
diperlukan mistar baja sebagai alat bantu. Pada saat menarik garis, posisi
penggores dimiringkan keluar dengan sudut kurang dari 90° dan dibuat sekali
tarik, jangan melakukan goresan dobel.
Jika menggunakan
penggoresan dengan balok gores maupun pengukur tinggi, ujung goresnya
ditempelkan sedikit menekan sisi samping benda kerja. Kemudian blok standar
penggores digeser sesuai dengan panjang garis yang diinginkan.
- Penitik
Agar garis yang telah digoreskan pada permukaan
benda kerja tidak mudah terhapus selama benda kerja tersebut dikerjakan, maka
perlu digunakan penitik penggaris untuk memperjelas garis batasnya. Penitik
garis dibuat dari baja perkakas yang berbentuk batang silindris dan salah
satunya diruncingkan 60°.
Cara menggunakan penitik garis, ujung penitik
ditimpakan pada garis yang telah dibuat kemudian dipuku-pukul ringan dengan
palu dan berpindah-pindah sepanjang garis dengan jarak sedikit rapat. Untuk menandai titik senter digunakan penitik pusat.
Titik senter tersebut jika akan membuat lubang dengan dibor. Penitik pusat ini
mempunyai bentuk mirip dengan penitik garis hanya pada ujung runcing penitik
pusat bersudut 90°. sudut lebar ini (90°) agar pada waktu mengebor pada titik
ini menjadi tepat, karena ujung mata bor tidak lari/keluar dari titik tersebut.
Cara menggunakan
penitik pusat, ujung penitik harus tepat pada titik yang ditentukan. Posisi
penitik pusat dipegang miring terlebih dahulu setelah mata penitik pusat tepat
mengenai titik yang ditentukan, posisi penitik diberdirikan tegak lurus
kemudian dipukul dengan palu.
- Jangka
tusuk
Pada dasarnya ada
tiga macam jangka yaitu: jangka tusuk, jangka tongkat, dan jangka hati.
Cara mengikir sudut
dan alur
Untuk pengikiran
sudut diperlukan pengerjaan pendahuluan seperti digergaji sampai mendekati
garis atau ukuran yang dikehendaki. Setelah itu baru pengerjaan pengkiran
dengan menggunaklan kikir ayng cocok untuk membentuknya seperti kikir segitiga.
Cara pengikirannya yaitu kikir didorong kedepan sambil ditekan ke bawah atau ke
samping mengikuti garis yang ditentukan, lakukan berulang-ulang sampai
benar-benar pas dengan ukuran.
Untuk pengikiran
alur sama perlu dilakukan pengerjaan pendahuluan seperti dibor, digergaji, atau
dipahat sampai mendekati garis atau ukuran yang ditentukan. Setelah itu baru
pengerjaan pengikiran dilakukan dengan menggunakan kikir yang cocok untuk
membentuknya seperti kikir segiempat. Cara pengikirannya yaitu sama seperti
mengkir sudut yaitu kikir didorong kedepan sambil ditekan ke bawah atau ke
samping mengikuti garis yang ditentukan, lakukan berulang - ulang sampai benar-benar
pas dengan ukuran.
- Mengikir radius dan lubang
Ada dua macam
bidang lengkung yaitu cembung dan cekung. Untuk pengerjaan bentuk lengkung
diperlukan pengerjaan pendahuluan, misalnya dibor, digergaji ataupun dipahat
sampai mendekati garis lengkung yang dikehendaki. Setelah itu baru digunakan
kikir untuk membentuknya, pada bidang cekung gunakan kikir setengah bulat dan
bidang cembung gunakan gunakan kikir plat. Cara mengikirnya, yaitu kikir
didorong kedepan sambil digeser kesamping mengikuti garis lengkung yang
ditentukan.
Dalam lubang juga
ada beberapa bentuk lubang, antara lain bulat, segiempat dan segitiga. Pada
pelaksanaan pengerjaan lubang-lubang tersebut perlu dilakukan pengerjaan
pendahuluan misalnya dibor atau dipahat sampai mendekati garis lubang yang
ditentukan. Setelah itu, diselesaikan dengan kikir yang sesuai, misalnya kikir
bulat, segiempat dan segitiga hingga sesuai ukuran.
-
Mengebor
Sebelum kita mengebor alangkah baiknya kita tahu
dulu tentang macam-macam mata bor. Ini dimaksudkan agar pada waktu kita
mengebor tidak salah dalam pemilihan mata bor yang sesuai dengan pengeboran
pada benda kerja yang akan dilakukan. Menurut penggunaannya mata bor di bagi kedalam beberapa macam, seperti bor
pilin atau spiral, bor senter, bor pembenam (counter bore), bor persing, dan
bor peluas.
Dalam penggunaan
mata bor juga perlu diperhatikan sudut-sudut mata bor agar diperoleh hasil yang
baik. Suidut-sudut bor yang utama adalah sudut puncak, sudut bebas potong dan
sudut pemusat.
- Mengetap
Tap adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir
bagian dalam lubang. Tap dibuat
dari baja yang dikeraskan, yang mempunyai empat alur lurus dan sisi potong
bentuk ulir. Dalam satu set tap tangan terdapat tiga buah tap, yaitu tap ke-1
(taper), tap ke-2 (second), tap ke-3 (plug). Tap ke-1 berbentuk tirus mengecil
pada ujungnya. Ketirusannya ini hampir sepanjang bagian pemotongnya, hanya
sedikit ulir penuh di bagian atasnya. Tap ke-2 seperti tap ke-1, hanya disini
ketirusannya sedikit di ujung. Tap ke-3 tidak tirus dan seluruh bagian
pemotongnya terdapat ulir penuh.
G.
LANGKAH
KERJA
Mengikir keenam bidang
1.
Siapkan ragum dan peralatan yang di
butuhkan
2.
Pasang benda pada ragum dengan posisi
tegak lurus dengan sisi yang lebar ada pada bagian atas
3.
Kikir bidang satu tersebut hingga rata.
4.
Kikir bidang dua yang bersebelahan
dengan bidang satu, hingga rata dan siku dengan bidang Satu
5.
Kikir bidang tiga hingga rata dan siku
dengan bidang satu dan dua
6.
Kikir bidang empat hingga rata dan siku
dengan bagian satu dan dua. Serta mencapai ukuran 46 mm. seperti pada gambar
7.
Kikir bidang lima hingga rata dan siku
dengan bidang satu,dua, dan empat. Serta
mencapai ukuran 82 mm. seperti pada gambar
8.
Kikir bidang enam hingga rata dan siku
dengan bidang dua,tiga,empat, dan lima. Serta mencapai ukuran 10 mm. seperti
pada gambar
Setelah selesai mengikir keenam bidang dan mencapai
ukuran yang di tentukan, mulailah untuk melukis :
1.
Lukis benda kerja dengan menggunakan
kapur yang di basahi dulu
2.
Tentukan titik-titik yang akan dibor
dengan mistar
3.
Tentukan sudut kemiringan yang di
tentukan, dengan menggunakan busur derajat
4.
Tentukan radius dengan menggunakan mal
5.
Jika semua sudah tandai dengan penitik
agar tidak terhapus
Setelah
selesai melukis mulai dengan pekerjaan selanjutnya yaitu BOR :
1.
Pasang benda kerja pada mesin bor
2.
Pasang mata bor pada mesin bor
3.
Lakukan pengeboran mulai dari bor
center, Ø8, Ø10, sampai Ø11,5
Setelah
selesai melakukan proses pengeboran lakukan proses mengikir dalam :
1.
Pasang benda kerja pada ragum
2.
Gunakan kikir kotak agar mudah melakukan
kikir dalam
3.
Jika merasa kurang bulat lingkarannya
kikir kembali menggunakan kikir bulat
Proses
pembentukan :
1.
Lakukan pengikiran pada bidang yang
sudah di tandai untuk dimiringkan dengan sudut yang sudah di tentukan, dan
sesuai dengan gambar kerja
2.
Lakukan pengikiran radius, sesuai dengan
gambar kerja. Untuk hasil yang lebih baik mengikir radius gerakan kikir harus
di ayunkan.
3.
Lakukan pengikiran miring seperti yang
ada pada gambar kerja, serta ukurannya harus sama.
4.
Lakukan finishing
5.
Cek kembali benda jika ada yang salah
atau terlewat
6.
Gunakan alat ukur yang di sediakan
dengan benar.
H.
TEMUAN
PRAKTEK DAN PEMBAHASAN
Dalam
pengerjaan kerja bangku saya mengalami beberapa kesalahan dalam proses
pengerjaannya, ternyata memang tidak semudah yang dibayangkan saat pertama kali
melihat bahan kerja yang dibagikan. Banyak beberapa prosedur yang mesti
dipatuhi karena sebenarnya hal itu juga untuk kepentingan keselamatan kita
sendiri. Pelaksanaan kerja bangku ternyata menuntut agar mempunyai ketelitian,
kesabaran dan ketekunan yang kuat agar hasil benda kerja sesuai dengan yang
diharapkan. Dan juga yang tidak kalah pentingnya lagi ketersediaan alat yang
menadai juga sangat menentukan hasil benda kerja.
Pada saat mengikir banyak kendala yang di rasakan seperti
tekor dan cembungnya hasil pengikiran sesuai teori yang telah di berikan
pengikiran menggunakan metoda menyilang dalam metoda ini seharusnya saat
mengikir, gerakan tangan harus panjang dan kokoh, juga supaya permukaan kikir
selalu menempel pada benda kerja agar benda kerja memperoleh hasil yang baik.
Bidang pada benda kerja yang sudah dikikir tapi belum selesai jangan
sekali-kali disentuh dengan tangan, ini akan berdampak permukaan yang akan
dikikir menjadi licin, karena pada tangan mengandung minyak, sehingga untuk
beberapa gerakan pengikiran menjadi licin. Dan jangan menggerakan tangan saat
mengikir karena sesuai prosedur yang tepat adalah yang bergerak tubuh kita
bukan tangan.
I.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Dari pengerjakan praktek kerja bangku
kemaren saya selaku penulis dapat menyimpulkan bahwa masih banyak mahasiswa
yang kurang menguasai pelajaran fabrikasi logam khususnya dalam pengerjaan las
asetilen.
Kemudian dalam pengerjaa kerja bangku saya
menemukan kesulitan mengikir rata dan siku karena dibagian ini dituntut untuk
rata dan siku antara sisi satu dengan yang lain.
2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat
melalui laporan ini, untuk mengatasi kesuliatann mahasiswa dalam penguasaan kerja
bangku disarankan:
a) Pada
proses praktek kerja bangku mahasiswa harus ditekankan pada tahap perataan dan
kesikuan benda kerja sehingga mendapat hasil yang baik dan dapat bersaing di
perusahaan.
b) Agar
diadakan penelitian tentang kesulitan mengenai cara kerja bangku, sehingga
diharapkan dosen bidang setudi pabrikasi logam dapat menggunakan sebagai dasar
remedial atau titik acuan untuk mencapai mutu yag baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Setiadi Husen Asep,H., (2009) , Fabrikasi Logam, UPI Bandung.
J. LAMPIRAN